Sabtu, 31 Januari 2009

Pengantin Surga : Muslimah Palestina

Israel boleh gembira membantai bayi-bayi Palestina. Tapi para Muslimah Gaza benjanji akan terus melahirkan ribuan mujahid

Hiayatullah.com--TAK ada pesta bagi pernikahan Aida al-Qaddumi (22) dan mempelai tercintanya, Fadel Al-GhulFadel al Gu; (35). Yang ada hanya semangat agar mereka segera melahirkan anak sebanyak-banyaknya untuk mengganti generasi Gaza yang syahid akibat melawan Israel.

Kedua mempelai yang akan melangsungkan pernikahannya Kamis (29/1) ini memang bukan kalangan berada. Fadel sendiri adalah saudara Menteri Kehakiman Hamas, Faraj, yang justru menjadi salah satu intaian Israel.

Namun, bukan keterbatasan materi yang membuat mereka memutuskan menikah secara sederhana. "Seluruh Gaza sednag bersedih. Lebih dari seribu jiwa melayang karena agresi Israel. Kurang pantas rasanya bila kami menggelar pesta meriah," kata Aida.

Meski begitu, tentu Aida tetap mempercantik diri. Dia bahkan meras aperlu datang ke salon di pusat Kota Rimal agar bisa tampil istimewa di hari bahagianya.

Sang mempelai perempuan mengenakan jubah panjang berwarna putih dengan hiasan kerlap-kerlip berwarna perak. Wajahnya tertutup cadar. Dengan suara perlahan Aida menyatakan ia bahagia dapat menikah, tapi sedih akibat lingkungan dna bangsanya yang begitu merana.

"Salah seorang teman perempuan saya kehilangan saudara dan beberapa sepupunya. Banyak keluarga kehilangan anak," kata Aida.

Wilayah Shujaiya, tempat ia tinggal, merupakan salah satu kubu Hamas yang menghadapi serangan sengit tentara Israel. Puluhan orang, banyak di antara mereka warga sipil, gugur. Puluhan rumah hancur.

Sejalan dengan budaya lokal, pasangan baru tersebut hidup di rumah keluarga suami di Pemukiman Nasser. Mereka masih memiliki tempat tinggal akrena rumah itu luput dari rudal Israel.

"Meski begitu, kami hidup dalam ketakutan setiap hari," kata Aida.

Menurut dia, bisa bertahan hidup hingga akhir agresi Israel adalah sebuah keberuntungan. Pasalnya, tak ada satu bangunan pun yang bisa mereka pakai untuk berlindung karena Israel tak pernah memberi dispensasi.

"Bahkan sekolah dan masjid saja mereka hancurkan. Mereka mengklaim ada senjata di sana, padahal itu bohong besar," seru Aida.

hamas Karena itu, Aida ingin menikah dan segera melahirkan banyak anak sebagai penerus generasi yang terenggut. Ia merasa satu hati dengan Fadel yang selama beberapa tahun bekerja di salah satu lembaga sosial yang dibangun pendiri Hamas, Syeikh Ahmed Yassin di tahun 1970-an.

"Memerangi Israel adalah satu kewajiban," kata Fadel. "Kami hidup di sini, di tanah kami, tanah perlawanan. Mereka ingin membunuh kami, tapi kami akan membunuh mereka lebih dulu," serunya.

Menurut Fadel, benar bahwa dalam agresi itu Israel telah menghancurkan bangunan, rumah, dan masjid. "Tapi mereka tak berhasil menghancurkan kelompok yang melancarkan perjuangan," katanya.

Sementara itu, kabar terbaru yang diterima www.hidayatullah.com dari Hamas di Damaskus Suriah, serangan selama 22 hari Israel telah menewaskan sekitar 1500 warga Gaza. Ajaibnya, menurut catatan Hamas di Suriah, telah lahir sebanyak 3500 bayi-bayi Gaza selama perang. [ntr/is/www.hidayatullah.com]

Menikah 4 Tahun, tapi Belum Punya Momongan ? Part.III

Kajian Persepektif Medis & Ideologis Seputar Fertilitas (Part. III)

Kâtib[un] : Akh Irfan Rumi Ramadhan *

Tambahan : Ukhtii Utami Handayani, Fak. Kedokteran UNPAD, D4 Kebidanan

  • OBESITAS ATAU KURUS KERING BERPENYAKIT

Hindari obesitas (kegemukan) atau terlalu kurus (berpenyakit) ; kedua hal ini bisa berpengaruh terhadap kesuburan. Menurut riset baru-baru ini, pria yang gemuk menghasilkan kuantitas sperma lebih sedikit dibandingkan dengan kuantitas produksi sperma pria dengan berat badan normal. Dan menurut data hasil riset dari luar negeri, wanita atau pria yang kegemukan (obesitas) bermasalah dalam kehidupan seksualnya. Disisi lain yang penulis pahami, kegemukan (obesitas) atau terlalu kurus (berpenyakit) bisa menurunkan kualitas hubungan intim pasangan (maaf.. pasti ‘kurang berenergi, mudah lelah’). Islam telah memberikan rambu-rambu kepada kita untuk menjauhi sikap israaf (berlebih-lebihan) yang nb menzhalimi diri sendiri (banyak ayat al-Quran yang mulia dan al-Hadits yang menegaskan hal ini) ; dalam kasus ini misalnya menzhalimi diri dengan terlalu berlebihan dalam hal makan, atau sebaliknya menzhalimi diri dengan tidak merawatnya sehingga kurus, kering kerontang. Dan tentu motivasi terbaik bagi seorang muslim/muslimah mengupayakan tubuh yang sehat dengan berat badan seimbang ialah motivasi optimalisasi ibadah, dengan kata lain karena Allah, dan sungguh menakjubkan salah satu fadhilah/keutamaan menikah diantaranya jika istri bersolek untuk suami atau suami berbenah diri untuk istri merupakan ibadah, berpahala, bahkan jima’ pun dikatakan sebagai sedekah (nb : ibadah, berpahala) subhaanallaah. Lantas bagaimana mungkin kita enggan menikah ? Alaysa kadzaalik ? Semoga ! Dalam hal ini saja Islam membuktikan bahwa akidah dan syari’atnya (’aqiidatan wa syarii’atan) ialah rahmat bagi semesta alam. Sebagaimana penafsiran para ulama mufassiriin (para ulama ahli tafsir) atas QS. Al-Anbiyaa’ : 107 :

”Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semesta alam”.

(QS. Al-Anbiyaa’ : 107)

  • PENGATURAN MAKANAN & MINUMAN

Inti dari pengaturan makanan dan minuman ialah yang memenuhi dua hal ; 1. halaalan (halal), 2. thayyiban (baik, bergizi). Secara medis dalam konteks ini, mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi diperlukan untuk meningkatkan kualitas ‘hubungan’, dan salah satu ikhtiar paling dini dalam menghasilkan keturunan yang shalih-shalihah. Dengan mengonsumsi makanan yang halal, pasangan suami istri berada dalam kebaikan yang akan mempercantik harmonisasi hubungan keduanya. Sungguh, jika Islam yang dijadikan pedoman membangun rumah tangga ; suami istri akan romantis, harmonis, dan keluarga yang dibangun ialah keluarga yang dinyatakan Rasulullaah saw sebagai baitii jannatii. Disempurnakan dengan makanan yang bergizi ; kandungan nutrisi yang cukup ; meningkatkan kesehatan fisik suami istri, meningkatkan kesuburan dan kebugaran sehingga meningkatkan kualitas ‘hubungan’. Adapun asupan yang dianjurkan diantaranya ;

- Herba-herba (madu, habbatussauda, ruthab (sari kurma), dll. –penulis paparkan di akhir penjelasan artikel ini-,

- Bahan-bahan makanan yang mengandung protein,

- Almond & kacang-kacangan ; selain mengandung asam lemak yang bisa meningkatkan produksi hormon pria, almond juga bisa ‘menarik perhatian’ wanita. Bau yang keluar dari kacang almond dapat (maaf) merangsang wanita.

- Susu,

- Sayuran ;

§ Seledri ; mengandung androsterone, yang insya Allah berkhasiat mendorong (maaf) gairah pasutri. Setelah mengunyah seledri, hormon tersebut keluar lewat pernapasan pria. Walaupun tak berbau, keluarnya hormon tersebut bisa meningkatkan gairah wanita. Sebaiknya seledri dimakan dalam keadaan mentah.

§ Tauge

- Bawang Putih ; mengandung allicin, bahan yang dipercaya dapat melancarkan aliran darah ke organ-organ seksual. Intinya, bawang putih adalah bumbu yang efektif untuk meningkatkan libido. Di sisi lain, perlu diperhatikan juga masalah aromanya yang kurang sedap, diperlukan kecakapan mengolahnya atau mengatasi baunya.

- Buah-buahan ;

§ Buah semangka ; mengandung likopen yang berkhasiat Insya Allah ; mengatasi radikal bebas yang secara fisik aktivitasnya mengakibatkan kulit kering, suram, kendur dan berkurang kekenyalannya. Bahkan, likopen dibantu zat antioksidan lain dalam semangka, yakni betakaroten, mampu menyegarkan kembali sel-sel layu yang sudah telanjur dirusak oleh radikal bebas. Semangka pun berkhasiat insya Allah meningkatkan kuantitas sperma dan memperbaiki struktur sperma dan kegesitannya.

§ Buah pisang ; mengandung enzim bromelain yang insya Allah terbukti meningkatkan libido pria. Selain bromelain, zat potasium dan vitamin B dalam pisang juga sanggup meningkatkan tenaga yang lemas.

§ Buah alpukat ; mengandung asam folik yang tinggi yang dapat membantu metabolisme protein sehingga meningkatkan simpanan energi. Dan juga menyimpan vitamin B6 (dapat meningkatkan hormon pria) dan potassium (memperlancar kelenjar tiroid wanita). Untuk menikmatinya, lebih baik dikonsumsi tanpa campuran apapun.

- Biji-bijian,

- Telur ; megandung Vitamin B5 dan B6 yang bisa membantu menyeimbangkan hormon dan mengurangi stress adalah telur, Jika hormon seimbang dan stres menghilang, dipastikan (maaf) ‘gairah’ akan semakin sehat.

- Royal jelly,

- Vitamin E dengan dosis tertentu (catatan : vitamin E dalam kadar yang terlalu tinggi dapat bersifat racun karena hati tidak mampu lagi mengatasi timbunan vitamin E),

Berikut pesan khususnya u/k para istri atau calon istri ; sungguh diperlukan kepiawaian istri untuk membuat masakan enak yang sehat. Hindarkan sedapat mungkin keluarga anda dari mengkonsumsi ;

1. Penyedap rasa seperti sasa, vetsin, - (MSG (monosodium glutamate)) dengan kadar yang berlebihan ; sehari cukup 5 mg saja,

2. Makanan & minuman berpengawet semisal mie, dll.

3. Makanan dan minuman yang mengandung zat-zat kimia berbahaya,

4. Kurangi konsumsi gula putih, jangan berlebihan (kecuali gula tebu asli),

5. Perhatikan kombinasi makanan (food combining) ; dengan keterbatasan materi, kebutuhan akan nutrisi harian tetap terpenuhi.

TAFAKUR :

Penting sekali, khususnya bagi suami sebagai qawwam rumah tangga (pemimpin rumah tangga) memahami betul peranannya dalam menjaga, memerhatikan makanan dan minuman apa yang menjadi nafkah istri dan anak, wajib halaalan (halal ; halal ‘ainiyah/dzatnya dan halal hukmiyyah/hukum/cara memperolehnya) dan perlu thayyiban (kandungan gizinya baik). Dan sungguh, beban, tanggung jawab suami yang tidak ringan ini, tidak akan mampu ia penuhi, terkecuali dengan fahman Islaam (pemahaman terhadap Islam) dan dilengkapi dengan pemahaman terhadap ilmu Thibbun Nabawiy (rekomendasi penulis ; suami &/ istri perlu memahami Thibbun Nabawiy), intinya perlu ilmu (al-‘ilm nuur[un]). Sudahkah anda wahai para ikhwan dan akhwat paham Islam dan thibbun nabawiy ? Sejauh mana saudara/i mempersiapkannya ? Di sisi lain saudara/i memiliki keinginan untuk menikah dan berumahtangga alaysa kadzaalik ?

bersambung....

Jumat, 30 Januari 2009

Menikah 4 Tahun, tapi Belum Punya Momongan ? Part. II

Kajian Persepektif Medis & Ideologis Seputar Fertilitas (Part. II)

Kâtib[un] : Akh Irfan Rumi Ramadhan *

Tambahan : Ukhtii Utami Handayani, Fak. Kedokteran UNPAD, D4 Kebidanan

  • TINGKATKAN KUALITAS SUAMI

Penting untuk dipahami oleh saudara-saudara yang sudah menikah atau yang baru jadi calon suami (ini tausiyah untuk penulis sendiri) diantara hal yang mesti diketahui bahwa sperma yang tidak berkualitas memang masih mempunyai kemungkinan untuk membuahi sel telur dan menimbulkan kehamilan. Akan tetapi, hasil konsepsi (pembuahan) tersebut akan berbeda dengan pembuahan yang terjadi dengan sperma berkualitas. Bayi yang lahir dari sperma tidak berkualitas bisa saja memiliki kekurangan, seperti mengalami kecacatan atau mengidap penyakit bawaan. Diantara kiat-kiat untuk meningkatkan kualitas sperma ;

- Terapi bekam (al-hijaamah) ; detoksifikasi (penulis paparkan di akhir pembahasan artikel ini),

- Terapi konsumsi herba-herba (penulis paparkan di akhir pembahasan artikel ini),

- Olahraga teratur ; minimal 25 menit per hari,

- Jauhi nikotin (rokok ; baik itu aktif ataupun pasif), dan alkohol,

- Banyak minum air putih ; diutamakan air zam-zam, atau air do’a,

- Asupan makanan yang bergizi ;

Zinc (Zn) terdapat pada daging, hati, kerang, telur, kacang-kacangan, dan serealia (beras dan gandum). Kalsium : terdapat dalam susu dan olahannya; mentega, keju. Kalium: terdapat dalam pisang, tomat, jeruk, melon, kentang, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Natrium : ada pada garam dapur. Vit A : bisa didapat dari hati, kuning telur, susu, wortel, daun singkong, daun pepaya, mangga masak pohon, pisang raja, tomat masak, semangka. Vit C : bisa didapat dari jambu biji, jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Vit E : bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kelapa.

Dan sejauh yang penulis pahami, masa ‘subur’ (sebenarnya istilah yang tidak tepat/hanya saja penulis pakai istilah ini untuk menggambarkan masa meningkatnya (maaf) libido bagi pria) bagi suami (pria) yaitu masa ketika libido lebih kuat (punten) –dalam kajian Thibbun Nabawiy- setiap bulan, sekitar pertengahan bulan hijriyyah (kalender qamariyyah) ; antara tanggal 13 s.d. 21 setiap bulannya (itu tanggal2 sedang ‘pusing2’nya bagi ikhwan yang belum menikah...punten) hebatnya syari'at mensunnahkan shaum ayyamul bidh (shaum pertengahan bulan) dan waktu utama berbekam (menurut hadits), yakni tanggal 17, 19 dan 21 setiap bulan dalam tahun hijriyyah. (Banyak sekali godaan dan fitnah bertebaran.. kata orang Arab, "hayatusy-syabaab huna sha'bun jiddan 'aurta fii kulli makaan.." . sungguh fitnah dan kemaksiatan yang dibahas oleh Syaikh Nawawi al-Bantani dalam sullamut-taufiq, semuanya diakomodasi oleh sistem thaghut yang tegak saat ini, sistem Demokrasi yang berpijak di atas kaki cacat sekularisme... (fashluddiin 'anil hayah) ..masya Allah.. jika bukan karena pertolongan Allah, tidak akan ada ikhwan yang bisa terhindar dari fitnah-fitnah itu... ).

  • ADAB & ATURAN SYARI’AT SEPUTAR JIMA’

Amalkan adab-adab Islam dalam senggama/jima’. Sudah banyak para ulama yang menjelaskannya diantaranya Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, Syaikh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya Ath-Thibbun Nabawiy, merujuk pada sunnah Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Misalnya diantaranya (mohon maaf, ini dalam konteks ilmu dan penulis tidak kutip dalil-dalilnya) ; (1). Diawali dengan basmalah dan do’a (do’a sebelum jima’, sudah penulis kutip di awal pembahasan artikel ini), (2). Diawali dengan cumbu rayu mesra (pemanasan/fore play) sebagai pengantar jima’, di sisi lain agar istri ’lebih siap’ (karakternya berbeda dengan suami), (3). Dilakukan dengan lembut dan penuh kasih sayang, tidak kasar/tergesa-gesa seperti binatang, dan bisa didukung dengan mengkondisikan suasana romantis, (4). Setelah suami merasa ’cukup’, tidak beranjak sebelum sang istri (maaf) ’terpuaskan kebutuhannya’, sehingga keduanya merasa ’kebutuhannya’ tercukupi, semakin mempercantik keharmonisan hubungan. Dan beberapa aturan lain, misalnya ; (-). Sebaiknya posisi suami di atas istri, (-). tidak boleh (haram) menjima’ istri (maaf) pada lubang duburnya, (-). haram berjima’ ; ketika siang hari di bulan Ramadhan ; ketika sedang ihram ; ketika istri sedang haid – nifas (nb : berbeda perincian hukumnya dengan kasus darah istihadhah, sudahkah suami paham tentang hal ini ?), dll. Hukum istimta (bermesraan) dengan istri yang sedang haid : ijma’ ulama ; tidak mengapa memeluk, menyentuh, mencium istri yang sedang haid, selain pada anggota badan antara pusar dan lutut (farji’, maaf). Para ulama berselisih pendapat di dalam masalah ber-istimta (berseronok) pada anggota badan istri di antara pusar dan lutut. Terdapat tiga pendapat : jumhur (kebanyakan) ulama, termasuk Imam Syafi’i, Maliki, dan Abu Hanifah berpendapat hukumnya adalah haram (pendapat ini yang penulis tabanni, ghalabatuzh-zhan). Berdasarkan hadis Aisyah r.a. riwayat syaikhain yang melarang berbuat demikian. Dan untuk menghindari perbuatan haram (saddan liz-zaraiI). Ada juga para ulama yang berpendapat lain, dan ada yang merincinya (penulis kurang begitu mafhum). Dr. Wahbah al-Zuhaili men-tarjih-nya dalam Al-Fiqh al-Islami, vol 3, hal. 552-554 dari sebuah sumber). Dari referensi yang penulis baca, mengenai bercakap-cakap dengan istri ketika jima’ sebagian kitab memakruhkannya (lihat : Al-Fiqhul Wadhih, vol. 2, Dr. Muhamad Bakr Ismail dari sebuah sumber). Adapun mengenai batasan aurat pasutri para ulama sejauh yang penulis ketahui memang sedikit ber-ikhtilaf (berbeda pendapat), ketika berbicara tentang hukum (maaf) suami melihat farji’ istri atau sebaliknya, namun yang penulis tabanni (adopsi) berdasarkan ghalabatuzh-zhann ialah yang memperbolehkannya, dengan kata lain tidak ada batasan aurat bagi pasutri. Sungguh Islam dengan syari’atnya yang diamalkan sebagaimana mestinya (kaaffah –QS. Al-Baqarah : 208-). Mengamalkan syari’at dengan niat mengharap keridhaan Allah (ikhlas fillaah) dan motivasi ruhiyah (al-quwwah ar-ruuhiyyah), mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat. Bukankah qath’iy Islam adalah rahmat bagi semesta alam ? Ya ! Sungguh terbantah apa-apa yang difitnahkan oleh orang-orang kafir dan antek-anteknya yang menyudutkan Islam dengan stigma-stigma negatifnya yang murahan dan tidak berdasar.Wallaahu a’lam bi ash-shawaab.

TAFAKUR

Berikut ini kisah malam pertama Syaikh Asy-Sya'bi, seorang tabi'in terkenal yang menikahi seorang perempuan dari Bani Tamim bernama Zainab binti Hudhair. Syaikh Asy-Sya'bi menuturkan sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya Ahkaamun Nisaa': "Setelah selesai walimah dan suasana kembali tenang, aku masuk menemuinya dan berkata, 'Sesungguhnya termasuk sunnah mengerjakan shalat dua raka'at. Lalu aku berdiri melakukannya dan memohon kepada Allah agar melimpahkan kebaikan di malam ini. Ketika aku berpaling ke kanan mengucapkan salam, aku melihatnya ikut shalat di belakangku. Kemudian ketika berpaling ke kiri, aku sudah melihatnya sudah berada di tempat tidurnya. Akupun mengulurkan tanganku, tetapi ia berkata, 'Sabarlah, sesungguhnya aku adalah perempuan yang asing bagimu. Demi Allah, kini aku sedang meniti jalan yang paling berat yang sebelumnya belum pernah ku alami. Engkau adalah laki-laki asing, aku belum mengenal perangaimu, maka ceritakanlah hal-hal yang engkau sukai untuk aku kerjakan dan hal-hal yang engkau benci untuk aku hindari. Akupun menjawab, 'Aku suka ini dan ini, aku benci ini dan itu,... sementara ia mendengarkanku dengan penuh perhatian. Akhirnya malam yang paling indah itupun aku raih."

  • FREKUENSI JIMA’

Frekuensi jima' (punten) : dianjurkan secara medis sebaiknya 3 hari sekali (ingat : bukan 3 kali dalam sehari ya...). Pertimbangan secara medisnya lebih kepada pertimbangan kualitas ; pematangan spermatozoa pria membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari, jadi jika jima’ dilakukan pasutri setiap hari, spermatozoa yang dihasilkan suami kurang matang, yang artinya kualitasnya lebih rendah. Itu artinya secara medis, terlalu sering melakukan hubungan intim (misalnya 3 kali sehari) justru akan mengurangi kualitas ‘hubungan’ karena jumlah sel sperma yang matang tidak cukup memenuhi standar minimum sel sperma sampai terjadi kehamilan. Anjuran ini dalam konteks jika pasutri sedang mengupayakan kehamilan sang istri. Anjuran ini mungkin agak berat bagi suami…(duhh), di tengah kondisi saat ini ketika fitnah dimana-mana. Oleh karena itu, saran dari penulis, suami mempertimbangkannya juga dengan prioritas (al-awlaawiyaat) ’kebutuhan’ ; misalnya demi menghindari zina atau meredam rangsangan terhadap wanita lain yang tidak halal, dan ingat : pertimbangkan juga kondisi istri, misalnya tidak ketika istri sedang sakit, atau kelelahan. Wallaahu a’lam bi ash-shawaab.

  • POSISI KETIKA JIMA’

Posisi suami istri ketika jima'’ (mohon maaf) ; posisi jima' yang ideal dan optimal dan sesuai dengan sunnah (perbuatan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam thibbun nabawiy) adalah ‘posisi suami di atas istri’ (mohon maaf), hal ini dijelaskan oleh para ulama, diantaranya Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Ath-Thibbun Nabawiy atau ulama lain dalam buku Qurratul ’Uyuun (seputar munakahat, MP). Dan sudah terbukti secara medis, banyak dokter spesialis kandungan menyarankan posisi pria diatas (dikenal juga dengan istilah man on top). Hal ini bermanfaat untuk optimalisasi tersalurkannya sperma dengan kuantitas optimal (tidak tertampung atau tumpah), wakarimasuka ? Beberapa ahli kandungan pun menganjurkan istri mengganjal pinggul dengan bantal ketika jima’ (maaf). Adab Islam seputar ini, salah satu contoh yang cukup menguatkan keyakinan kita, bahwa Islam itu komperhensif ; mengatur segala aspek kehidupan manusia. Mengagumkan !

bersambung....

Senin, 26 Januari 2009

Enggankah Kita Berjuang u/k Tegakkan Khilaafah Islam ?

Jeritan Hati Anak Saudara Kita T_T...

Do'a Gadis Cilik untuk Palestina

Muhaasabah ; Dimanakah Kita Berada ?

Download gambar ? Klik link ini !

Pesan Tambahan :

Assalaamu'alaikum

Please to visit my site at : http://warlockcomet.page.tl/Home.htm

This site dedicate to support Islam to fight "Enemy" until the end. All poster gallery can free download and distribute (update by weekly).

Wassalam

Indra

Pesan : eramuslim.com

Sabtu, 24 Januari 2009

Sudah Menikah 4 Tahun, tapi Belum Punya Momongan ? Part. I

Kajian Persepektif Medis & Ideologis Seputar Fertilitas

Kâtib[un] : Akh Irfan Rumi Ramadhan *

Tambahan : Ukhtii Utami Handayani, Fak. Kedokteran UNPAD, D4 Kebidanan

Ketika penulis berdiskusi dengan beberapa orang akhwat seputar fiqih khitbah dan nikah, dan seputar thibbun nabawiy, ada dua orang mahasiswi yang bertanya,

Pertanyaan :

“Teteh kami sudah menikah 4 tahun tetapi sampai saat ini belum memiliki momongan

(atau tanda-tanda kehamilan). Bagaimana solusinya ya kang ? Keduanya bekerja sebagai buruh pabrik obat (pembasmi nyamuk)”

Jawaban :

Pembahasan berikut ini dalam konteks ilmu, sehingga mohon maaf jika ada hal-hal yang menyangkut kehidupan khusus suami-istri (duh penulis sendiri belum mengamalkannya… semoga Allah izinkan.. semoga Allah mudahkan… bagi kita semua.. aamiin)

BANYAK BERDO'A & BER-TAQARRUB ILALLAAH

Hakikat tetap yakin anak itu anugerah Allah Subhanahu wa ta'ala (ini wilayah hati), di sisi lain, kita pun diwajibkan ikhtiar (tetap berdo’a, sabar, syukur, tawakal dan ikhtiar) dan perlu meluruskan niat dan motivasi memiliki anak (momongan) lebih dari sekedar memiliki buah hati, sebagai contoh dijelaskan dalam atsar bahwa Umar bin Khaththab radiallaahu ‘anhu senang jika memiliki banyak anak yang akan mentauhidkan Allah, ‘azam mind set memiliki anak sebagai ibadah mencari ridha Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sebagai seorang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, sudah semestinya suka dan duka itu dihadapi dengan syukur dan sabar. Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan dua sifat ini di dalam firman-Nya :

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang banyak bersabar lagi bersyukur.” (QS. Ibrahim : 5)

Qatadah rahimahullahu menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Dia adalah hamba yang bila diberi bersyukur dan bila diuji bersabar.” (An-Nukat wal ‘Uyun, 3/122 dari sebuah sumber) Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa mukmin yang sabar atas musibah/duka yang menimpanya dan bersyukur atas nikmat/suka yang diterimanya akan mendapatkan kebaikan. Kabar gembira ini tersampaikan kepada kita lewat sahabat beliau yang mulia Shuhaib Ar-Rumi radhiyallahu 'anhu. Shuhaib berkata: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda :

“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh perkaranya adalah kebaikan baginya. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika mendapatkan kelapangan ia bersyukur, maka yang demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kemudaratan/kesusahan1 ia bersabar, maka yang demikian itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 7425)

Sungguh mungkin dan kuasa bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dengan tidak menganugerahkan kepada mereka anak, atau menganugerahkan anak setelah lama menikah. Dan sikap terbaik bagi seorang mukmin/mukminah ialah tetap bersyukur dan tetap bersabar karena anak adalah pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan terkadang Dia menguji hamba-Nya dengan segera menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya keturunan. Di sisi lain Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mewajibkan hamba-hamba-Nya untuk tetap berikhtiar.

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa saja yang Dia kehendaki. Dia menganugerahkan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Dia pun menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syura: 49-50)

Siapa yang bersyukur, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menambah nikmat-Nya. Sebaliknya, siksaan bagi orang yang kufur dengan azab yang pedih (semoga saja kita termasuk golongan orang-orang yang yakin (haqqul yaqiin) akan kebenaran janji Allah (tsiqah bi wa’dillaah).. aamiin).

“Apabila kalian bersyukur, Aku sungguh-sungguh akan menambah kenikmatan bagi kalian dan sebaliknya bila kalian kufur nikmat maka sungguh azabku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Dan ingat ! Jangan sekali-kali pasutri melakukan kesalahan fatal dengan mendatangi dukun. Jauhi sejauh-jauhnya kemusyrikan atau meminta selain kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA .

DO’A :

Diantara do’a yang perlu diamalkan oleh pasutri ialah do’a Nabi Zakariyya ‘alaihissalam, yang alangkah baiknya jika dipanjatkan setiap ba’da shalat dan do’a yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak jima’ (senggama) ; bukankah mengawali suatu amalan yang baik dengan kebaikan (do’a) insya Allah berkah bi ma’na ziyaadah al-khair bi al-khair (bertambah-tambah kebajikan)) ? Insya Allah. Allaahu ghayyatunaa. Karena dalam Islam, jima’/senggama lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan gharizah an-nau’ yang nb kebutuhan naluriah, akan tetapi sebagai salah satu bentuk ibadah jika niat dan diamalkan sesuai aturan syari’at (dalam ikatan yang halal ; pernikahan dan perinciannya). Berikut do’a-do’anya,

Do’a Nabi Zakariyya ‘alaihissalaam

Ia berkata,“wahai Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Rabbku.” (QS. Maryam: 4)

"…..Wahai Tuhanku,janganlah Engkau membiarkan akau hidup seorang diri dan Engkau adalah pewaris yang paling baik". (QS. Al-Anbiya :89).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Zakariyya ‘alaihissalam dengan memberi kabar gembira kepadanya akan dianugerahi seorang putra. Nabi Zakariyya ‘alaihissalam pun takjub dengan berita tersebut hingga beliau berkata dengan heran, “Wahai Rabbku, bagaimana aku akan beroleh anak, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sendiri sudah mencapai umur yang sangat tua.” (QS. Maryam: 8).

Doa Sebelum Jima’ (Senggama)

بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa yang Engkau rizkikan kepada kami.” (HR. Al-Bukhari 6/141, Muslim 2/1028)

Do’a untuk Keluarga

…“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah bagi kami pasangan-pasangan hidup dan keturunan sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Furqan: 74)

2. IKHTIAR PRAKTIS

§ KESUBURAN (FERTILITAS) :

1. Cek kesuburan (fertilitas) kedua belah pihak (suami & istri) ke tenaga medis ; di bandung misalnya di RSHS ; diantaranya check rahim bagi istri ke tenaga medis (spesialis kandungan) atau paramedis (misalnya bidan), dan cek (punten) kuantitas dan kualitas sperma bagi suami ke tenaga medis (misalnya dokter spesialis andrologi). Pemeriksaan kesuburan ini, untuk memperhitungkan kemungkinan kurang subur (subfertil) atau tidak subur (infertil), suami dan atau istri.

2. Hindari merokok (aktif) atau asap rokok (pasif) (sudah banyak bukti teruji tentang ini) ; merokok dapat mencegah kehamilan, membahayakan kesuburan dan janin (bagi wanita) dan menurunkan kualitas sperma (bagi lelaki). Lebih berbahaya lagi bagi perokok pasif yang biasanya kaum wanita (istri) dan lelaki sebagai perokok aktif (suami). Di sisi lain, kualitas hubungan pun akan terganggu karena kesehatan kedua belah pihak. Sungguh kehidupan saat ini yang materialistic oriented, melanggengkan produksi produk-produk yang tak bermaslahat, bahkan banyak menimbulkan dharar bagi kesehatan (efek kecanduan).

3. Hati-hati bekerja di pabrik2 kimia, intinya zat kimia itu bisa berpengaruh juga terhadap kesuburan. Diperlukan tindakan preventif ; misalnya rutin mengkonsumsi madu dan habbatussauda yang berfungsi detoksifikasi (mengeluarkan toksin/racun) dari polusi zat-zat kimia yang terhirup sewaktu bekerja. Hal ini mudah dipahami. Diagnosa keracunan ini bisa dengan melihat tanda-tanda pada tangan (salah satu teknik diagnosa).

4. Ilmu praktis meneliti kesuburan, dijelaskan juga dalam kajian Thibbun Nabawiy (sudah teruji secara medis). Dalam kajian-kajian Thibbun Nabawiy, sudah dikenal teknik diagnosa dengan melihat telapak tangan, yang berkaitan dengan kesuburan diantaranya ;

§ Ibu Jari : ujung/ruas pertama ibu jari pipih ; memanjang ; kurang kokoh itu artinya terdapat masalah pada organ reproduksi/tenaga seks menurun, masalah kesuburan yang rendah, (khusus wanita) jika terdapat bulan sabit putih terbaik pada pangkal ibu jari itu menandakan kesuburan (ovarium berfungsi).

§ Jari Kelingking : ujung melengkung/bengkok berarti masalah kewanitaan (keputihan, haid tidal normal, sulit mendapatkan keturunan), ujung menirus berarti masalah rahim/peranakan, bengkok bagian atasnya saja berarti rahim jatuh (prolapsus) yang jika dibiarkan bisa mengarah pada permasalahan sis/tumor,

§ Jari Manis : jika terdapat bulan sabit merah muda menandakan haid tidal lancar, daya tahan lemah,

CATATAN : bulan sabit pada jari, yang normal hanya pada ibu jari saja, selebihnya menandakan masalah kesehatan tubuh.

    § JIMA’ (SENGGAMA) PADA WAKTU YANG TEPAT (MASA SUBUR ISTRI)

    Agar cepat mendapatkan kehamilan, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah waktu terbaik untuk melakukan jima’. Dan waktu yang terbaik ialah pada masa-masa subur istri. Hal ini penting karena wanita hanya mengeluarkan sel telur di masa subur, sebaliknya di luar masa subur tidak ada sel telur yang dapat dibuahi oleh sel sperma. Masa subur merupakan rentang waktu yang memungkinkan sel telur berhasil dibuahi sperma. dr. Boy Abidin, SpOG dalam sebuah sumber menjelaskan, “masa subur wanita adalah masa dimana ada satu sel telur yang siap untuk dibuahi oleh sel sperma di saluran telur (tuba faloppi) yang terjadi satu bulan sekali” . Sel telur ini mampu bertahan hidup dalam keadaan siap dibuahi hanya selama 1-2 hari. Jima’ ketika masa-masa subur istri, kemungkinan besar menyebabkan kehamilan. Dengan mengetahui masa subur, tentu akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah dalam mendapatkan keturunan.

    Masa subur istri bisa diketahui dengan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut ;

    - Secara fisiologis ; tanda-tanda fisik –khusus- bisa dirasakan oleh si istri itu sendiri dan sangat mudah diketahui oleh suami –jika suami paham tanda-tandanya, dan ia memperhatikan tanda-tanda fisiologi (fisik) istrinya-. Indikator yang mudah diketahui diantaranya :

    § Suhu badan istri ; jika mengalami peningkatan ekstrim, padahal dalam kondisi sehat itu artinya ovulasi sedang terjadi. Peningkatan suhu basal tubuh sebesar 0,2-0,5 derajat pada pagi hari. Mengukur suhu tubuh harus dilakukan pada pagi hari. Agar tidak terjadi panas tubuh yang disebabkan oleh hal lain. Gunakan termometer pada pagi hari ketika bangun dari tidur.

    § Keluar lendir dari (maaf) farji istri (kemaluan) ; masa subur dapat diprediksi dengan mengetahui perubahan yang terjadi pada lendir serviks (lendir kesuburan). Ambil sebagian lendir itu dan rentangkan dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk sampai dengan kurang lebih 10 cm bila lendir itu tidak putus maka pada saat itulah istri sedang dalam masa subur dan terjadi ovulasi (sebagaimana yang pernah dijelaskan oleh mahasiswi kebidanan UNPAD kepada penulis).

    § Libido meningkat,

    § Indikator minor kesuburan yaitu nyeri perut dan perubahan payudara (maaf).

    - Perhitungan matematis, paham cara perhitungannya ? Yang pasti bukan perhitungan : sesudah haid itu subur. Dari referensi yang penulis baca, dan dari hasil diskusi dengan ahlinya. Masa subur setiap akhwat berbeda-beda, berkaitan erat dengan haid dan siklus haid yang dialami. Siklus haid biasanya dikatakan normal jika terjadi antara 21 s.d. 35 hari. Siklus haid dihitung dari hari pertama haid sampai dengan hari pertama haid bulan berikutnya. Salah satu cara perhitungan matematis dengan menggunakan sistem kalender (Ogino Knoss). Metode menurut kalender ini dikenal pula sebagai metode Ogino-Knaus, karena diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino (dari Jepang) dan Hermann Kanus (dari Jerman). Kunci keberhasilan metode ini adalah memahami cara menghitung dan memprediksi masa subur. Menurut dr. Boy Abidin dibutuhkan minimal pola menstruasi 3 bulan terakhir misal 28 hari, 30 hari, 27 hari kemudian dibuat rata-ratanya. Jika rata-ratanya menghasilkan 28 hari yang berarti kondisi normal, maka masa suburnya akan terjadi pada 14 hari sebelum hari pertama menstruasi yang akan datang bulan berikutnya. Bedasarkan penelitian, masa subur adalah kurun waktu sekitar 48 jam sebelum ovulasi, hingga 24 jam setelah ovulasi. Ovulasi adalah kondisi ketika sel telur wanita dikeluarkan dari indung telurnya, dan siap dibuahi sperma. Pada wanita yang memiliki siklus haid teratur, ovulasi umumnya terjadi 14 ± 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Rumus ;

    (Siklus haid terpendek dikurangi 18) s.d. (siklus haid terpanjang dikurangi 11).

    Misalnya :

    Hari pertama haid & Siklusnya :

    1 Februari

    2 Maret

    28 Maret

    28 April

    KETERANGAN :

    1 Februari s.d. 2 Maret = 29 hari

    2 Maret s.d. 28 Maret = 26 hari

    28 Maret s.d. 28 April = 30 hari

    Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui :

    Hari ke-1 s.d. 5 : haid

    Hari ke-6 s.d. 7 : masa tidak subur

    Hari ke-8 s.d. 19 : masa subur

    Hari ke-20 s.d. 28 : masa tidak subur

    Yang jadi masalah, ternyata ada banyak wanita yang memiliki siklus haid ‘tak teratur’ (istilah yang umum dipahami masyarakat). Ada kalanya 21 hari, ada kalanya sampai 35 hari, dan sebagainya. Kalau begini keadaannya, tentunya sulit untuk memprediksi hari pertama haid berikutnya. Namun demikian, ternyata masih ada rumus untuk menghitungnya, asalkan sebelumnya dilakukan pengamatan siklus selama minimal 6 bulan. Rumus ini adalah daur haid terpendek dikurangi 18 hari, dan daur haid terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Nah, masa subur akan akan dimulai pada perhitungan daur haid terpendek yang telah dikurangi. Jadi, bila siklus terpendeknya 21 hari, maka masa subur (atau masa tidak aman) akan dimulai pada hari ke-3 (yaitu dari 21 hari dikurangi 18 hari). Bila siklus haid terpanjangnya, misalnya 31 hari, maka berarti masa subur akan berakhir pada hari ke-20 (yaitu diperoleh dari 31 hari-11 hari). Dengan demikian, bila tidak ingin hamil, hubungan intim tidak boleh dilakukan antara hari ke-3 hingga hari ke-20.

    REKOMENDASI :

    Untuk mendapat informasi yang lebih jelas tentang kesuburan ini, penulis sarankan agar mencari informasi kepada tenaga medis (dokter spesialis kandungan, -) atau paramedis (bidan, dsb.),

    Bersambung........