Sabtu, 24 Januari 2009

Sudah Menikah 4 Tahun, tapi Belum Punya Momongan ? Part. I

Kajian Persepektif Medis & Ideologis Seputar Fertilitas

Kâtib[un] : Akh Irfan Rumi Ramadhan *

Tambahan : Ukhtii Utami Handayani, Fak. Kedokteran UNPAD, D4 Kebidanan

Ketika penulis berdiskusi dengan beberapa orang akhwat seputar fiqih khitbah dan nikah, dan seputar thibbun nabawiy, ada dua orang mahasiswi yang bertanya,

Pertanyaan :

“Teteh kami sudah menikah 4 tahun tetapi sampai saat ini belum memiliki momongan

(atau tanda-tanda kehamilan). Bagaimana solusinya ya kang ? Keduanya bekerja sebagai buruh pabrik obat (pembasmi nyamuk)”

Jawaban :

Pembahasan berikut ini dalam konteks ilmu, sehingga mohon maaf jika ada hal-hal yang menyangkut kehidupan khusus suami-istri (duh penulis sendiri belum mengamalkannya… semoga Allah izinkan.. semoga Allah mudahkan… bagi kita semua.. aamiin)

BANYAK BERDO'A & BER-TAQARRUB ILALLAAH

Hakikat tetap yakin anak itu anugerah Allah Subhanahu wa ta'ala (ini wilayah hati), di sisi lain, kita pun diwajibkan ikhtiar (tetap berdo’a, sabar, syukur, tawakal dan ikhtiar) dan perlu meluruskan niat dan motivasi memiliki anak (momongan) lebih dari sekedar memiliki buah hati, sebagai contoh dijelaskan dalam atsar bahwa Umar bin Khaththab radiallaahu ‘anhu senang jika memiliki banyak anak yang akan mentauhidkan Allah, ‘azam mind set memiliki anak sebagai ibadah mencari ridha Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sebagai seorang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, sudah semestinya suka dan duka itu dihadapi dengan syukur dan sabar. Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan dua sifat ini di dalam firman-Nya :

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang banyak bersabar lagi bersyukur.” (QS. Ibrahim : 5)

Qatadah rahimahullahu menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Dia adalah hamba yang bila diberi bersyukur dan bila diuji bersabar.” (An-Nukat wal ‘Uyun, 3/122 dari sebuah sumber) Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa mukmin yang sabar atas musibah/duka yang menimpanya dan bersyukur atas nikmat/suka yang diterimanya akan mendapatkan kebaikan. Kabar gembira ini tersampaikan kepada kita lewat sahabat beliau yang mulia Shuhaib Ar-Rumi radhiyallahu 'anhu. Shuhaib berkata: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda :

“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh perkaranya adalah kebaikan baginya. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika mendapatkan kelapangan ia bersyukur, maka yang demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kemudaratan/kesusahan1 ia bersabar, maka yang demikian itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 7425)

Sungguh mungkin dan kuasa bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dengan tidak menganugerahkan kepada mereka anak, atau menganugerahkan anak setelah lama menikah. Dan sikap terbaik bagi seorang mukmin/mukminah ialah tetap bersyukur dan tetap bersabar karena anak adalah pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan terkadang Dia menguji hamba-Nya dengan segera menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya keturunan. Di sisi lain Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mewajibkan hamba-hamba-Nya untuk tetap berikhtiar.

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa saja yang Dia kehendaki. Dia menganugerahkan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Dia pun menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syura: 49-50)

Siapa yang bersyukur, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menambah nikmat-Nya. Sebaliknya, siksaan bagi orang yang kufur dengan azab yang pedih (semoga saja kita termasuk golongan orang-orang yang yakin (haqqul yaqiin) akan kebenaran janji Allah (tsiqah bi wa’dillaah).. aamiin).

“Apabila kalian bersyukur, Aku sungguh-sungguh akan menambah kenikmatan bagi kalian dan sebaliknya bila kalian kufur nikmat maka sungguh azabku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Dan ingat ! Jangan sekali-kali pasutri melakukan kesalahan fatal dengan mendatangi dukun. Jauhi sejauh-jauhnya kemusyrikan atau meminta selain kepada Allah SUBHANAHU WA TA’ALA .

DO’A :

Diantara do’a yang perlu diamalkan oleh pasutri ialah do’a Nabi Zakariyya ‘alaihissalam, yang alangkah baiknya jika dipanjatkan setiap ba’da shalat dan do’a yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak jima’ (senggama) ; bukankah mengawali suatu amalan yang baik dengan kebaikan (do’a) insya Allah berkah bi ma’na ziyaadah al-khair bi al-khair (bertambah-tambah kebajikan)) ? Insya Allah. Allaahu ghayyatunaa. Karena dalam Islam, jima’/senggama lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan gharizah an-nau’ yang nb kebutuhan naluriah, akan tetapi sebagai salah satu bentuk ibadah jika niat dan diamalkan sesuai aturan syari’at (dalam ikatan yang halal ; pernikahan dan perinciannya). Berikut do’a-do’anya,

Do’a Nabi Zakariyya ‘alaihissalaam

Ia berkata,“wahai Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Rabbku.” (QS. Maryam: 4)

"…..Wahai Tuhanku,janganlah Engkau membiarkan akau hidup seorang diri dan Engkau adalah pewaris yang paling baik". (QS. Al-Anbiya :89).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Zakariyya ‘alaihissalam dengan memberi kabar gembira kepadanya akan dianugerahi seorang putra. Nabi Zakariyya ‘alaihissalam pun takjub dengan berita tersebut hingga beliau berkata dengan heran, “Wahai Rabbku, bagaimana aku akan beroleh anak, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sendiri sudah mencapai umur yang sangat tua.” (QS. Maryam: 8).

Doa Sebelum Jima’ (Senggama)

بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa yang Engkau rizkikan kepada kami.” (HR. Al-Bukhari 6/141, Muslim 2/1028)

Do’a untuk Keluarga

…“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah bagi kami pasangan-pasangan hidup dan keturunan sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Furqan: 74)

2. IKHTIAR PRAKTIS

§ KESUBURAN (FERTILITAS) :

1. Cek kesuburan (fertilitas) kedua belah pihak (suami & istri) ke tenaga medis ; di bandung misalnya di RSHS ; diantaranya check rahim bagi istri ke tenaga medis (spesialis kandungan) atau paramedis (misalnya bidan), dan cek (punten) kuantitas dan kualitas sperma bagi suami ke tenaga medis (misalnya dokter spesialis andrologi). Pemeriksaan kesuburan ini, untuk memperhitungkan kemungkinan kurang subur (subfertil) atau tidak subur (infertil), suami dan atau istri.

2. Hindari merokok (aktif) atau asap rokok (pasif) (sudah banyak bukti teruji tentang ini) ; merokok dapat mencegah kehamilan, membahayakan kesuburan dan janin (bagi wanita) dan menurunkan kualitas sperma (bagi lelaki). Lebih berbahaya lagi bagi perokok pasif yang biasanya kaum wanita (istri) dan lelaki sebagai perokok aktif (suami). Di sisi lain, kualitas hubungan pun akan terganggu karena kesehatan kedua belah pihak. Sungguh kehidupan saat ini yang materialistic oriented, melanggengkan produksi produk-produk yang tak bermaslahat, bahkan banyak menimbulkan dharar bagi kesehatan (efek kecanduan).

3. Hati-hati bekerja di pabrik2 kimia, intinya zat kimia itu bisa berpengaruh juga terhadap kesuburan. Diperlukan tindakan preventif ; misalnya rutin mengkonsumsi madu dan habbatussauda yang berfungsi detoksifikasi (mengeluarkan toksin/racun) dari polusi zat-zat kimia yang terhirup sewaktu bekerja. Hal ini mudah dipahami. Diagnosa keracunan ini bisa dengan melihat tanda-tanda pada tangan (salah satu teknik diagnosa).

4. Ilmu praktis meneliti kesuburan, dijelaskan juga dalam kajian Thibbun Nabawiy (sudah teruji secara medis). Dalam kajian-kajian Thibbun Nabawiy, sudah dikenal teknik diagnosa dengan melihat telapak tangan, yang berkaitan dengan kesuburan diantaranya ;

§ Ibu Jari : ujung/ruas pertama ibu jari pipih ; memanjang ; kurang kokoh itu artinya terdapat masalah pada organ reproduksi/tenaga seks menurun, masalah kesuburan yang rendah, (khusus wanita) jika terdapat bulan sabit putih terbaik pada pangkal ibu jari itu menandakan kesuburan (ovarium berfungsi).

§ Jari Kelingking : ujung melengkung/bengkok berarti masalah kewanitaan (keputihan, haid tidal normal, sulit mendapatkan keturunan), ujung menirus berarti masalah rahim/peranakan, bengkok bagian atasnya saja berarti rahim jatuh (prolapsus) yang jika dibiarkan bisa mengarah pada permasalahan sis/tumor,

§ Jari Manis : jika terdapat bulan sabit merah muda menandakan haid tidal lancar, daya tahan lemah,

CATATAN : bulan sabit pada jari, yang normal hanya pada ibu jari saja, selebihnya menandakan masalah kesehatan tubuh.

    § JIMA’ (SENGGAMA) PADA WAKTU YANG TEPAT (MASA SUBUR ISTRI)

    Agar cepat mendapatkan kehamilan, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah waktu terbaik untuk melakukan jima’. Dan waktu yang terbaik ialah pada masa-masa subur istri. Hal ini penting karena wanita hanya mengeluarkan sel telur di masa subur, sebaliknya di luar masa subur tidak ada sel telur yang dapat dibuahi oleh sel sperma. Masa subur merupakan rentang waktu yang memungkinkan sel telur berhasil dibuahi sperma. dr. Boy Abidin, SpOG dalam sebuah sumber menjelaskan, “masa subur wanita adalah masa dimana ada satu sel telur yang siap untuk dibuahi oleh sel sperma di saluran telur (tuba faloppi) yang terjadi satu bulan sekali” . Sel telur ini mampu bertahan hidup dalam keadaan siap dibuahi hanya selama 1-2 hari. Jima’ ketika masa-masa subur istri, kemungkinan besar menyebabkan kehamilan. Dengan mengetahui masa subur, tentu akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah dalam mendapatkan keturunan.

    Masa subur istri bisa diketahui dengan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut ;

    - Secara fisiologis ; tanda-tanda fisik –khusus- bisa dirasakan oleh si istri itu sendiri dan sangat mudah diketahui oleh suami –jika suami paham tanda-tandanya, dan ia memperhatikan tanda-tanda fisiologi (fisik) istrinya-. Indikator yang mudah diketahui diantaranya :

    § Suhu badan istri ; jika mengalami peningkatan ekstrim, padahal dalam kondisi sehat itu artinya ovulasi sedang terjadi. Peningkatan suhu basal tubuh sebesar 0,2-0,5 derajat pada pagi hari. Mengukur suhu tubuh harus dilakukan pada pagi hari. Agar tidak terjadi panas tubuh yang disebabkan oleh hal lain. Gunakan termometer pada pagi hari ketika bangun dari tidur.

    § Keluar lendir dari (maaf) farji istri (kemaluan) ; masa subur dapat diprediksi dengan mengetahui perubahan yang terjadi pada lendir serviks (lendir kesuburan). Ambil sebagian lendir itu dan rentangkan dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk sampai dengan kurang lebih 10 cm bila lendir itu tidak putus maka pada saat itulah istri sedang dalam masa subur dan terjadi ovulasi (sebagaimana yang pernah dijelaskan oleh mahasiswi kebidanan UNPAD kepada penulis).

    § Libido meningkat,

    § Indikator minor kesuburan yaitu nyeri perut dan perubahan payudara (maaf).

    - Perhitungan matematis, paham cara perhitungannya ? Yang pasti bukan perhitungan : sesudah haid itu subur. Dari referensi yang penulis baca, dan dari hasil diskusi dengan ahlinya. Masa subur setiap akhwat berbeda-beda, berkaitan erat dengan haid dan siklus haid yang dialami. Siklus haid biasanya dikatakan normal jika terjadi antara 21 s.d. 35 hari. Siklus haid dihitung dari hari pertama haid sampai dengan hari pertama haid bulan berikutnya. Salah satu cara perhitungan matematis dengan menggunakan sistem kalender (Ogino Knoss). Metode menurut kalender ini dikenal pula sebagai metode Ogino-Knaus, karena diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino (dari Jepang) dan Hermann Kanus (dari Jerman). Kunci keberhasilan metode ini adalah memahami cara menghitung dan memprediksi masa subur. Menurut dr. Boy Abidin dibutuhkan minimal pola menstruasi 3 bulan terakhir misal 28 hari, 30 hari, 27 hari kemudian dibuat rata-ratanya. Jika rata-ratanya menghasilkan 28 hari yang berarti kondisi normal, maka masa suburnya akan terjadi pada 14 hari sebelum hari pertama menstruasi yang akan datang bulan berikutnya. Bedasarkan penelitian, masa subur adalah kurun waktu sekitar 48 jam sebelum ovulasi, hingga 24 jam setelah ovulasi. Ovulasi adalah kondisi ketika sel telur wanita dikeluarkan dari indung telurnya, dan siap dibuahi sperma. Pada wanita yang memiliki siklus haid teratur, ovulasi umumnya terjadi 14 ± 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Rumus ;

    (Siklus haid terpendek dikurangi 18) s.d. (siklus haid terpanjang dikurangi 11).

    Misalnya :

    Hari pertama haid & Siklusnya :

    1 Februari

    2 Maret

    28 Maret

    28 April

    KETERANGAN :

    1 Februari s.d. 2 Maret = 29 hari

    2 Maret s.d. 28 Maret = 26 hari

    28 Maret s.d. 28 April = 30 hari

    Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui :

    Hari ke-1 s.d. 5 : haid

    Hari ke-6 s.d. 7 : masa tidak subur

    Hari ke-8 s.d. 19 : masa subur

    Hari ke-20 s.d. 28 : masa tidak subur

    Yang jadi masalah, ternyata ada banyak wanita yang memiliki siklus haid ‘tak teratur’ (istilah yang umum dipahami masyarakat). Ada kalanya 21 hari, ada kalanya sampai 35 hari, dan sebagainya. Kalau begini keadaannya, tentunya sulit untuk memprediksi hari pertama haid berikutnya. Namun demikian, ternyata masih ada rumus untuk menghitungnya, asalkan sebelumnya dilakukan pengamatan siklus selama minimal 6 bulan. Rumus ini adalah daur haid terpendek dikurangi 18 hari, dan daur haid terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Nah, masa subur akan akan dimulai pada perhitungan daur haid terpendek yang telah dikurangi. Jadi, bila siklus terpendeknya 21 hari, maka masa subur (atau masa tidak aman) akan dimulai pada hari ke-3 (yaitu dari 21 hari dikurangi 18 hari). Bila siklus haid terpanjangnya, misalnya 31 hari, maka berarti masa subur akan berakhir pada hari ke-20 (yaitu diperoleh dari 31 hari-11 hari). Dengan demikian, bila tidak ingin hamil, hubungan intim tidak boleh dilakukan antara hari ke-3 hingga hari ke-20.

    REKOMENDASI :

    Untuk mendapat informasi yang lebih jelas tentang kesuburan ini, penulis sarankan agar mencari informasi kepada tenaga medis (dokter spesialis kandungan, -) atau paramedis (bidan, dsb.),

    Bersambung........

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar