Sabtu, 31 Januari 2009

Pengantin Surga : Muslimah Palestina

Israel boleh gembira membantai bayi-bayi Palestina. Tapi para Muslimah Gaza benjanji akan terus melahirkan ribuan mujahid

Hiayatullah.com--TAK ada pesta bagi pernikahan Aida al-Qaddumi (22) dan mempelai tercintanya, Fadel Al-GhulFadel al Gu; (35). Yang ada hanya semangat agar mereka segera melahirkan anak sebanyak-banyaknya untuk mengganti generasi Gaza yang syahid akibat melawan Israel.

Kedua mempelai yang akan melangsungkan pernikahannya Kamis (29/1) ini memang bukan kalangan berada. Fadel sendiri adalah saudara Menteri Kehakiman Hamas, Faraj, yang justru menjadi salah satu intaian Israel.

Namun, bukan keterbatasan materi yang membuat mereka memutuskan menikah secara sederhana. "Seluruh Gaza sednag bersedih. Lebih dari seribu jiwa melayang karena agresi Israel. Kurang pantas rasanya bila kami menggelar pesta meriah," kata Aida.

Meski begitu, tentu Aida tetap mempercantik diri. Dia bahkan meras aperlu datang ke salon di pusat Kota Rimal agar bisa tampil istimewa di hari bahagianya.

Sang mempelai perempuan mengenakan jubah panjang berwarna putih dengan hiasan kerlap-kerlip berwarna perak. Wajahnya tertutup cadar. Dengan suara perlahan Aida menyatakan ia bahagia dapat menikah, tapi sedih akibat lingkungan dna bangsanya yang begitu merana.

"Salah seorang teman perempuan saya kehilangan saudara dan beberapa sepupunya. Banyak keluarga kehilangan anak," kata Aida.

Wilayah Shujaiya, tempat ia tinggal, merupakan salah satu kubu Hamas yang menghadapi serangan sengit tentara Israel. Puluhan orang, banyak di antara mereka warga sipil, gugur. Puluhan rumah hancur.

Sejalan dengan budaya lokal, pasangan baru tersebut hidup di rumah keluarga suami di Pemukiman Nasser. Mereka masih memiliki tempat tinggal akrena rumah itu luput dari rudal Israel.

"Meski begitu, kami hidup dalam ketakutan setiap hari," kata Aida.

Menurut dia, bisa bertahan hidup hingga akhir agresi Israel adalah sebuah keberuntungan. Pasalnya, tak ada satu bangunan pun yang bisa mereka pakai untuk berlindung karena Israel tak pernah memberi dispensasi.

"Bahkan sekolah dan masjid saja mereka hancurkan. Mereka mengklaim ada senjata di sana, padahal itu bohong besar," seru Aida.

hamas Karena itu, Aida ingin menikah dan segera melahirkan banyak anak sebagai penerus generasi yang terenggut. Ia merasa satu hati dengan Fadel yang selama beberapa tahun bekerja di salah satu lembaga sosial yang dibangun pendiri Hamas, Syeikh Ahmed Yassin di tahun 1970-an.

"Memerangi Israel adalah satu kewajiban," kata Fadel. "Kami hidup di sini, di tanah kami, tanah perlawanan. Mereka ingin membunuh kami, tapi kami akan membunuh mereka lebih dulu," serunya.

Menurut Fadel, benar bahwa dalam agresi itu Israel telah menghancurkan bangunan, rumah, dan masjid. "Tapi mereka tak berhasil menghancurkan kelompok yang melancarkan perjuangan," katanya.

Sementara itu, kabar terbaru yang diterima www.hidayatullah.com dari Hamas di Damaskus Suriah, serangan selama 22 hari Israel telah menewaskan sekitar 1500 warga Gaza. Ajaibnya, menurut catatan Hamas di Suriah, telah lahir sebanyak 3500 bayi-bayi Gaza selama perang. [ntr/is/www.hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar