Rabu, 03 Desember 2008

Tausiyah Cinta u/k Kita

Penggugah yang mumtaaz.... dari mujahid dakwah ’amir para Mujaahidiin wal Mujaahidah... dakwah kiyanul fikr : haarisan aaminan lil Islaam Hizbut Tahriir..... Al-’Alim Asy-Syaikh Atha’ Abu Rusythah yang nb ulama ahli ushul fiqh....

Goncangan yang bertubi-tubi dari musuh-musuh Allah SWT dan Rasul SAW sedang mengepung kita, sementara jika mereka tidak bersama Allah di tengah malam dan di ujung waktu siang hari, bagaimana mungkin mereka bisa membuka jalan di tengah-tengah kesulitan? Bagaimana mungkin mereka bisa meraih apa yang mereka harapkan?”...

Islam memerlukan aktivis yang berkata dari hati sanubarinya apa yang dulu dikatakan sa’ad bin mu’adz R.a. kepada Rasul SAW saat perang Badar ”wahai Rasul SAW, silahkan kerjakan apa saja yang engkau inginkan kami bersamamu.......... ”

”islam menginginkan orang muslim yang berkata pada dirinya, ’adilkah aku istirahat enak-enak, sedang saudaraku kelelahan? Pantaskah aku tidur nyenyak, sementara saudara-saudaraku di tempat lain disiksa? Laikkah aku tidak ber’amal untuk islam, padahal sekarang kaum muslimin menjalani kehidupan berat dan perang melawan musuh”

”sesungguhnya 4wI mencela sikap lemah, karena itu kamu harus bertindak cerdas dan cekatan dan [setelah itu] kalau kamu dikalahkan oleh suatu urusan [tidak berhasil menghadapinya] katakanlah hasbiyallah” (HR.Abu Dawud)

Menjadi bahan muhaasabah bagi kita semua, pernyataan dari KH. Muhammad Al-Khaththat

Perjuangan dan pengorbanan. Itulah kehidupan umat Islam awal. Dan karena itulah umat Islam menjadi umat paling tangguh di dunia. Kita semuanya barangkali sepakat dengan semua itu. Kita semua barangkali kagum pada mereka itu. Kita semua selalu memuji-muji para shahabat Nabi. Kita juga mengucapkan selamat kepada mereka semua. Namun, sayangnya kita hanya memandang mereka dari jarak jauh, tanpa pernah bisa “mentransfer” seluruh semangat dan kekuatan mereka. Kita tetap larut dalam keasyikan kita pada berbagai keterlenaan dan keteledoran kita. Kita tetap terhanyut dalam berbagai suasana yang sangat jauh dari perjuangan. Kita salut melihat shahabat sebagai “energi” bagi dunia, sembari kita tetap sebagai “benalu” bagi dunia. Sementara di satu sisi, dalam keterlenaan itu, kita berharap Islam bangkit. Realistiskah? Penting kita bertanya-tanya, bisakah kita seperti mereka? Bisakah kita mewarisi semangat juang generasi teladan?

Al-mukarram al-ustaadz Hafizh ’Abd al-Rahmaan (DPP HTI) dalam salah satu bukunya menuliskan,

”seorang muslim yang mengemban pemikiran Islam tertentu akan berusaha terus-menerus melakukan kreasi (al-insyâ’) & pengembangan (al-irtiqâ’). Yang dimaksud dengan orang yang melakukan kreasi (al-insyâ’) ialah orang yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik berbentuk pemikiran baru, solusi baru, penjelasan pemikiran lama, maupun implementasi pemikiran atau tidaknya terhadap realitas baru. Setelah menumbuhkan sesuatu yang baru, orang tersebut akan melakukan pengembangan (al-irtiqâ’). Dan orang yang melakukan pengembangan (al-irtiqâ’) ialah orang yang terus-menerus mendaki ke atas dengan bekal pemahaman, pengaruh pandangannya yang jelas serta kemampuannya dalam kehidupannya. Maka orang yang mengemban pemikiran tertentu, tentu tidak hanya mengembannya, tetapi juga akan berusaha menyebarkannya & terus-menerus berusaha melaksanakannya.

Seorang muslim yang muqaddam bi al-Islâm (pegang teguh al-Islâm) dan tentu mengemban pemikiran Islam, akan menjadi seorang pengemban dakwah. Pengemban dakwah ialah politikus yang mengurusi seluruh urusan manusia berdasarkan hukum syara’. Tujuannya mardlâtillâh. Mengaktualisasikan pemikiran & hukum bukan sebatas pengetahuan semata. Pemikiran yang diembannya senantiasa dikaitkan dengan realitas & konteksnya sebagai aktivitas politik & bukan sebagai pengetahuan belaka. Juga sebagai usaha mengurusi urusan tertentu yang bukan sekedar ma’lumat (pemberitahuan). Ketika politik merupakan aktivitas bukan hanya sekedar pengetahuan, maka yang sangat penting untuk kita lakukan ialah bukan sekedar melakukan diskusi secara akademis”

"Oleh sebab itu berilah peringatan, sesungguhnya peringatan itu akan berguna (bagi orang-orang yang mau berfikir), orang yang takut kepada Allah akan mengambil pelajaran, sementara orang-orang yang celaka, akan lari menjauh"

(QS. Al A’laa : 9-11)

Wa nahnu ‘alâ dzâlika minasy-syâhidiin, wasy-syâkiriina

wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamiin !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar